Biografi KH Fakhruddin, Pejuang Pergerakan Kemerdekaan Indonesia
Nama Lengkap : KH Fakhruddin
Alias : Muhammad Jazuli
Tempat Lahir : Yogyakarta
Tanggal Lahir : 1890
Warga Negara : Indonesia
Wafat : 28 Februari 1929 di Yogyakarta
Ayah : Haji Hasyim
Tempat Lahir : Yogyakarta
Tanggal Lahir : 1890
Warga Negara : Indonesia
Wafat : 28 Februari 1929 di Yogyakarta
Ayah : Haji Hasyim
BIOGRAFI
KH Fakhruddin dikenal sebagai ulama yang aktif menyuarakan aspirasinya dalam Pergerakan Nasional. Ia juga pernah bergabung dalam organisasi Budi Utomo. Dibesarkan di lingkungan yang agamis, ini membuatnya menjadi sosok ulama yang pandai. Ia mendapatkan ilmu tersebut dari Sang Ayah yang bernama Haji Hasyim. Namun ia juga tidak lupa menambah ilmu dengan berguru kepada ulama lain dari Jawa Timur dan Jawa Tengah. Tidak sampai disitu, Fakhruddin juga pernah menimba ilmu di Mekkah selama 8 tahun.
Meski ketertarikannya terhadap ilmu agama sangat besar, namun ia tidak melupakan perjuangan masyarakat Indonesia melawan kolonialisme, hingga ia pun akhirnya bergabung dengan Budi Utomo. Ia pernah bergabung dalam beberapa organisasi, dan ada alasan kuat mengapa ia bergabung disana. Misalnya saja ia masuk dalam Sarekat Islam karena memang aktivitas di dalam organisasi tersebut lebih cenderung ke hal-hal yang bersifat keagamaan dan sosial. Ini pula yang menyebabkan ia bergabung pada organisasi Gerakan Muhammadiyah.
Di Muhammadiyah, ia berjasa besar di dalam pendidikan generasi muda yang akan menjadi pemimpin di masa mendatang. Ia termasuk tokoh yang cekatan dalam bidang sosial. Bukan hanya soal keagamaan saja, namun berbagai bidang ia pernah coba. Dan ia selalu menekankan supaya umat tetap bersatu apapun kondisinya. Ia kemudian berinisiatif untuk membuka percetakan Muhammadiyah. Ini disebutnya sebagai sarana penting untuk berkomunikasi antar umat beragama.
Ia beranggapan bahwa pendidikan sangat dibutuhkan untuk membentuk generasi masa depan yang baik. Dan untuk itu, penyediaan sekolah sangat dibutuhkan. Dengan alasan itulah, ia dengan suka rela berpindah dari satu kota ke kota lain mulai dari Jakarta, Pekalongan, hingga Surabaya supaya orang tergerak hatinya untuk mengikuti apa yang ia inginkan terkait perkembangan generasi muda. Ia ingin agar Umat Islam tidak kolot dalam penerapan Islam lewat sekolah, supaya kemajuan bisa dicapai.
Karena kemampuan yang dimiliki, ia mendapatkan kesematan untuk menjadi pengurus bagian dakwah. Kemudian di tahun 1921, ia juga pernah diminta terbang ke Mekkah dalam rangka mengetahui kondisi jemaah haji yang berasal dari Tanah Air. Tidak hanya mekah, Kairo juga pernah disambanginya dimana saat itu ia diutus untuk hadir dalam acara Konferensi Islam. Selain berdakwah, KH Fakhruddin juga dikenal sebagai sosok yang gemar menulis dan sempat mempublikasikan beberapa karyanya di majalah dan surat kabar. Di akhir hidupnya, ia kurang menjaga kesehatan, sehingga jatuh sakit dan meninggal pada 28 Februari 1929 di Yogyakarta.
Meski ketertarikannya terhadap ilmu agama sangat besar, namun ia tidak melupakan perjuangan masyarakat Indonesia melawan kolonialisme, hingga ia pun akhirnya bergabung dengan Budi Utomo. Ia pernah bergabung dalam beberapa organisasi, dan ada alasan kuat mengapa ia bergabung disana. Misalnya saja ia masuk dalam Sarekat Islam karena memang aktivitas di dalam organisasi tersebut lebih cenderung ke hal-hal yang bersifat keagamaan dan sosial. Ini pula yang menyebabkan ia bergabung pada organisasi Gerakan Muhammadiyah.
Di Muhammadiyah, ia berjasa besar di dalam pendidikan generasi muda yang akan menjadi pemimpin di masa mendatang. Ia termasuk tokoh yang cekatan dalam bidang sosial. Bukan hanya soal keagamaan saja, namun berbagai bidang ia pernah coba. Dan ia selalu menekankan supaya umat tetap bersatu apapun kondisinya. Ia kemudian berinisiatif untuk membuka percetakan Muhammadiyah. Ini disebutnya sebagai sarana penting untuk berkomunikasi antar umat beragama.
Ia beranggapan bahwa pendidikan sangat dibutuhkan untuk membentuk generasi masa depan yang baik. Dan untuk itu, penyediaan sekolah sangat dibutuhkan. Dengan alasan itulah, ia dengan suka rela berpindah dari satu kota ke kota lain mulai dari Jakarta, Pekalongan, hingga Surabaya supaya orang tergerak hatinya untuk mengikuti apa yang ia inginkan terkait perkembangan generasi muda. Ia ingin agar Umat Islam tidak kolot dalam penerapan Islam lewat sekolah, supaya kemajuan bisa dicapai.
Karena kemampuan yang dimiliki, ia mendapatkan kesematan untuk menjadi pengurus bagian dakwah. Kemudian di tahun 1921, ia juga pernah diminta terbang ke Mekkah dalam rangka mengetahui kondisi jemaah haji yang berasal dari Tanah Air. Tidak hanya mekah, Kairo juga pernah disambanginya dimana saat itu ia diutus untuk hadir dalam acara Konferensi Islam. Selain berdakwah, KH Fakhruddin juga dikenal sebagai sosok yang gemar menulis dan sempat mempublikasikan beberapa karyanya di majalah dan surat kabar. Di akhir hidupnya, ia kurang menjaga kesehatan, sehingga jatuh sakit dan meninggal pada 28 Februari 1929 di Yogyakarta.
0 komentar:
Siapa saja yang telah membuka blog, saya ucapkan terimakasih dan jangan lupa komentar