Thursday, April 18, 2019

Biografi Mayor Jenderal D.I. Pandjaitan

Biografi Mayor Jenderal D.I. Pandjaitan - Pahlawan Revolusi Indonesia




Nama : Donald Isaac Panjaitan
Tempat Lahir : Balige, Tapanuli
Tanggal Lahir : Selasa, 9 Juni 1925
Meninggal : Lubang Buaya, Jakarta, 1 Oktober 1965 (umur 40)
Makam : Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta
Pasangan : Marieke Pandjaitan br Tambunan
Agama : Islam
Warga Negara : Indonesia



BIOGRAFI

Pahlawan revolusi yang satu ini lahir di Balige Tapanuli, Sumatera Utara tanggal 19 Juni 1925. Ia adalah salah satu Jenderal yang telah dan ikut gugur dalam peristiwa G30S/PKI tanggal 1 Oktober 1965. Untuk mengenang akan jasa dan sejarah beliau, berikut akan diulas kembali biografi Mayor Jenderal Pandjaitan semasa hidupnya melawan pasukan Jepang dalam membela Tanah Air Indonesia. Mayor Jenderal Pandjaitan memiliki nama asli Donal Isaac Panjaitan. Dalam riwayat hidup Pandjaitan, ia juga pernah singgah dengan menempuh pendidikan di SD, SMP dan SMA. Ketika ia menempuh SMA, tentara Jepang sudah tiba di Indonesia. Kemudian ia ikut dalam anggota kemiliteran dan wajib mengikuti latihan Gyugun. Seusai mengikuti latihan Gyugun, ia pun ditugaskan di Pekanbaru Riau sampai Negara Indonesia memperoklamasikan atas kemerdekaannya.
Setelah Kemerdekaan Indonesia, Pahlawan Pandjaitan pun membentuk TKR (tentara republik Indonesia) yang kini menjadi TNI. Setelah ikut di TKR, tugas pertama yang ia emban adalah menjadi komandan di Batalyon, lalu berpindah menjadi komandan pendidikan di devisi IX Banteng Bukit Tinggi tahun 1948. Lalu ia melanjutkan tugasnya sebagai kepala staf umum no. IV Komandemen Tentara di Sumatera. Dan didalam biografi Mayor Jenderal Pandjaitan tercacat bahwa beliau diangkat sebagai pimpinan dari perbekalan perjuangan PDRI (pemerintahan darurat RI) dalam melakukan agresi kemiliteran ke II dalam melawan pasukan Belanda. Dan akhirnya Indonesia mendapat pengakuan dari belanda atas kedaulatannya.

Jenderal pandjaitan kemudian dengan keberhasilannya tersebut diangkat sebagai kepala staf dari Operasi Teritorium & Tentara I (T&T) di Bukit Barisan Medan. Dalam buku biografi Mayor Jenderal Pandjaitan juga disebutkan bahwa jenderal kemudian dipindah tugaskan ke Palembang untuk menjabat sebagai kepala staf dari T&T II di Sriwijaya. Setelah jenderal selesai mengikuti adanya kursus Kemiliteran Atase (Milat) pada tahun 1956, kemudian ia dipindah tugaskan di bagian Atase Kemiliteran RI di daerah Bonn Jerman Barat. Setelah menyelesaikan tugasnya, ia lalu pulang ke Indonesia dan ditunjuk sebagai asisten ke IV dari Panglima/Menteri AD (angkatan darat). Pahlawan Jenderal Pandjaitan adalah salah satu perwira yang telah selesai menimba ilmu di AS tentang general staff college dan associated command.

Saat jenderal menjabat sebagai asisten ke IV dari panglima/menteri AD, banyak prestasi dan hasil yang ia capai. Salah satu keberhasilan yang telah dicapainya adalah tentang pengiriman dan pembongkaran senjata rahasia dari RRT (republik rakyat tiongkok) untuk diserahkan kepada pihak PKI. Senjata-senjata tersebut dipersiapkan dan dibutuhkan oleh PKI dalam masa pemberontakan akan terbentuknya angkatan kelima dan pembangunan dari gedung Conefo. Dan disebutkan dalam biografi Mayor Jenderal Pandjaitan, tepat di tanggal 1 Oktober 1965 kelompok pasukan dari anggota G30S meninggalkan daerah Lubang Buaya untuk mengincar dan membunuh Mayor Jenderal Pandjaitan akan pengetahuannya terhadap rencana PKI. Akan tetapi saat tiba dirumah jenderal, yaitu tepatnya di Kebayoran Baru Jalan Hasanudin Jakarta Selatan, seorang pelayan mati terbunuh oleh tentara PKI.

Kemudian Victor Naiborhu dan Albert Naibohu juga ikut terluka saat melawan pasukan PKI yang hendak menculik Pandjaitan. Akhirnya dengan perlengkapan seragam yang komplit, jenderal pun menyerahkan nyawanya kepada Tuhan atas kewajiban dan tanggung jawabnya. Kemudian ia pun di bunuh dan ditembak mati oleh pasukan gerombolan PKI, dan jasadnya di buang ke sumur tua daerah Lubang Buaya. Tanggal 4 Oktober 1965 mayatnya pun kemudian ditemukan dan di makamkan di makam taman pahlawan di kalibata. Dan dalam buku sejarah biografi Mayor Jenderal Pandjaitan ia tewas sebagai Pahlawan Revolusi dengan mendapatkan pangkat sebagai Anumarta Jenderal Mayor RI. Semoga sejarah dan biografi jenderal di atas dapat bermanfaat bagi yang membacanya.


PENDIDIKAN

  • SD, SMP, dan SMA di Indonesia
  • Associated Command and General Staff COllege, Amerika Serikat

KARIR
  • Komandan batalyon di TKR
  • Komandan Pendidikan Divisi IX/Banteng di Bukittinggi pada tahun 1948
  • Kepala Staff Umum IV (Supplay) Komandemen Tentara Sumatra.
  • Pimpinan Perbekalan Perjuangan Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI)
  • Kepala Staf Operasi Tentara dan Teritorium (T&T) I Bukit Barisan di Medan
  • Kepala Staf T&T II/Sriwijaya di Palembang
Previous Post
Next Post

Nama :Wisnu Ginanjar Saputra Sekolah:SMK Muhammadiyah Kudus Jurusan:TKJ Kelas:X

Related Posts

0 komentar:

Siapa saja yang telah membuka blog, saya ucapkan terimakasih dan jangan lupa komentar