Thursday, May 16, 2019

Apa itu Gypsum?

Apa itu Gypsum?



Gypsum, yaitu sejenis material yang umumnya dipakai dalam membuat plafon rumah.
Pada dasarnya banyak sekali merek palfon yang bisa dipakai seperti Eternit, Gypsum,
kalsiboard, GRC, Multiplek, Sunda Plafon, dan sebagainya. Akan tetapi, di masa kini
masyarakat lebih menyukai Gypsum dan Kalsiboard. Gypsum dan kalciboard memiliki
kelebihan dan kekurangan masing-masing sehingga pemakaiannya bisa disesuaikan
dengan kondisi tempat. Gypsum sendiri bahannya terbuat dari casting atau bubuk
Gypsum. Pada umumnya, bentuk dari casting ini lembut seperti semen namun berwarna
lebih putih. Bahan lainnya adalah roving yang berfungsi sebagai sementara itu, kalciboard
terbuat dari semen, serat selulosa, dan pasir silica.

Thursday, April 18, 2019

Biografi Kiras Bangun

Biografi Kiras Bangun, Sang Pejuang dari Tanah Karo





Nama Lengkap : Kiras Bangun

Alias : Garamata

Profesi : Pahlawan Nasional

Tempat Lahir : Batu Karang, Karo, Sumatera Utara

Tanggal Lahir : Minggu, 0 -1 1852

Meninggal : 22 Oktober 1942, Batu Karang

Warga Negara : Indonesia


BIOGRAFI

Kiras Bangun adalah salah satu Pahlawan Nasional yang berasal dari Sumatera Utara. Sama seperti kebanyakan pahlawan lain, ia juga keras menyatakan penolakan terhadap penjajahan Belanda. Pria kelahiran Batukarang tahun 1852 ini punya pembawaan yang berwibawa namun penuh dengan kesederhanaan. Saat masih belia, ia secara rutin mampir dari satu kampung ke kampung lain untuk membina hubungan kekeluargaan dengan penduduk desa. Itu dilakukannya supaya kekerabatan diantara semuanya menjadi semakin baik dan mereka bisa tetap menjunjung tinggi kebudayaan Karo bersama-bersama.

Belanda sudah masuk ke Sumatera Timur pada tahun 1870. Saat menguasai daerah setempat, mereka dengan semena-mena membangun perkebunan karet dan tembakau. Dimulai dari Binjai dan Langkat, pendudukan mereka meluas hingga ke Karo karena merasa bahwa tanah yang mereka kuasai masih belum cukup. Belanda mendengar bahwa Kiras Bangun merupakan sosok yang populer di tengah masyarakat, sehingga mereka mencoba melakukan pendekatan kepada pria yang juga punya julukan Garamata tersebut. 

Itu mereka lakukan semata-mata untuk memperluas produksi perkebunan. Meski sudah berusaha keras sampai harus meminta bantuan dari Nimbang Bangun, namun mereka tetap tidak berhasil untuk mendapatkan persetujuan dari Garamata. Namun pada akhirnya, Belanda berhasil masuk di tahun 1902. Mereka melakukan itu setelah sebelumnya mengirim Guillaume dan beberapa serdadu untuk datang kesana.

Reaksi garamata tidak begitu hangat terhadap pasukan Belanda tersebut. Ia bahkan mengeluarkan ultimatum supaya serdadu yang masuk segera angkat kaki dari Tanah Karo. Peringatan tersebut tidak disambut baik, justru Guillaume tidak bersedia untuk pergi. Kondisi semakin memanas manakala Guillaume berhasil menguasai Kabanjahe. Garamata pun tidak tinggal diam. Setelah melakukan Pertemuan Urung, ia dan Pasukan Urung bersepakat untuk mengusir Guillaume dari tanah mereka. Setelah hampir 3 bulan lamanya, Guillaume pun akhirnya terdesak sehingga memutuskan untuk pergi dari Kabanjahe.

Peristiwa pengusiran tersebut menjadi klimaks permusuhan antara dirinya dengan pihak Belanda. Ia sangat peduli dengan kehidupan masyarakat disana, sehingga tidak ragu untuk berperang dengan pihak kolonial. Beberapa kali ia dan pasukan terlibat dalam pertempuran untuk memperjuangkan nasib rakyat. Kiras bangun meninggal pada 22 Oktober 1942. Pemakaman dilakukan di Desa Batu­karang, Kecamatan Payung. Dan sebagai penghargaan atas jasa-jasanya, ia pun diberikan gelar sebagai Pahlawan Nasional dan ini dilakukan pada 9 November 2005 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Biografi Tjilik Riwut

Biografi Tjilik Riwut

Biografi Tjilik Riwut, Tokoh yang Memperjuangkan Eksistensi Masyarakat Dayak





Nama Lengkap : Tjilik Riwut
Profesi : Pahlawan Nasional
Tempat Lahir : Kasongan, Katingan, Kalimantan Tengah
Tanggal Lahir : Sabtu, 2 Februari 1918
Meninggal : 17 Agustus 1987 pada umur 69 tahun
Agama : Katolik
Zodiac : Aquarius
Warga Negara : Indonesia
Gelar : Pahlawan Nasional



BIOGRAFI

Tjilik Riwut dikenal sebagai Pahlawan Nasional yang berasal dari Kalimantan. Ia merupakan putra kebanggaan orang Dayak yang tidak hanya aktif di militer, namun juga turut serta di dalam pembangunan negara. Ini dibuktikannya dengan menjabat sebagai Gubernur Kalimantan Tengah pada 1958. Bakat terpendam lain yang ia miliki adalah dalam tulis-menulis, bahkan ia sempat menulis untuk Harian Pemandangan yang saat itu berada di bawah kepemimpinan M. Tambran. 

Ia juga pernah berkontribusi tulisan di Harian Pembangunan yang saat itu berada di bawah asuhan Sanusi Pane. Kecintaannya terhadap bumi Kalimantan ditunjukkannya dengan menerbitkan buku seperti Kalimantan Membangun dan Maneser Panatau Tatu Hiang. Ia bersama kawan-kawan berinisiatif untuk melakukan Sumpah Setia kepada Republik Indonesia setelah negara ini meraih kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945. 

Ia bersama beberapa tokoh Suku Dayak yang datang dari berbagai daerah berkumpul menjadi satu untuk membahas hal ini. Ada sekitar 142 suku yang saat itu bergabung di dalam acara ini. Ia juga sempat mendapatkan mandat untuk memimpin operasi penerjunan pasukan payung oleh kepala TNI AU yang saat itu menjabat bernama S. Suryadarma. Perintah itu diterimanya pada 17 Oktober 1947. Itu merupakan operasi pertama yang dilakukan oleh pasukan MN 1001. Acara tersebut digelar di Kalimantan Tengah, tepatnya di Kotawaringin. 

Pada operasi tersebut, ia diminta untuk mengepalai tim yang terdiri atas 13 orang. Ia ditugaskan oleh sang atasan untuk menjadi penunjuk jalan. Ada satu fakta penting, bahwa kejadian tersebut dianggap sebagai peristiwa penting, sehingga saat ini kita mengenal 17 Oktober sebagai hari pasukan khas TNI-AU. Untuk mengenang semua kontribusi yang telah ia berikan kepada negara, tahun 1998 Tjilik Riwut mendapatkan gelar Pahlawan Nasional. Tidak sampai disitu, namanya juga dijadikan inspirasi untuk penamaan salah satu bandara yang berlokasi di Palangka Raya. 

Keturunannya juga punya ide untuk membangun museum dengan nama Tjilik Riwut. Lebih dari sekedar museum, rencananya bangunan tersebut akan diintegrasikan dengan restoran. Lalu, dimana museum tersebut akan didirikan? Pembangunannya kemungkinan akan mengambil lokasi di bekas tempat tinggal beliau dulu.



KARIR

  • Koresponden Harian Pemandangan
  • Koresponden Harian Pembangunan
  • Anggota KNIP (1946 – 1949)
  • Gubernur Kalimantan Tengah (30 Juni 1958-Februari 1967)
  • Marsekal Pertama Kehormatan TNI-AU

PENGHARGAAN

  • Gelar Pahlawan Nasional (1998)
  • Namanya diabadikan sebagai salah satu bandar udara di Palangka Raya
  • Books:  Makanan Dayak (1948)
  • Sejarah Kalimantan (1952)
  • Maneser Panatau Tatu Hiang (1965,stensilan, dalam bahasa Dayak Ngaju)
  • Kalimantan Membangun (1979)
Biografi Radin Inten II

Biografi Radin Inten II

Biografi Radin Inten II, Putera Lampung yang Gigih Menentang Penjajahan





Nama Lengkap : Radin Inten II
Alias : Radin Intan II

Tempat Lahir : Desa Kuripan (Lampung Selatan)

Tanggal Lahir : 1834

Agama : Islam

Warga Negara : Indonesia

Ayah : Raden Imba II (Kesuma Ratu) 

Gelar : Pahlawan Nasional


BIOGRAFI


Radin Intan II adalah tokoh nasional penting yang merupakan keturunan langsung dari Radin Intan Kesuma II. Ia dilahirkan di sebuah desa Bernama kuripan, sekarang sudah berubah nama menjadi Lampung, tepatnya sejak tahun 1834. Ia adalah orang penting saat itu dan dikenal sebagai darah biru yang punya kekerabatan dengan Kerajaan Banten. Seperti kebanyakan Pejuang Nasional lain, Radin Intan II juga sangat membenci perlakuan sewenang-wenang dari Belanda yang pernah menjajah Indonesia selama 3,5 abad lamanya.

Ia dengan lantang menyuarakan ketidaksukaannya terhadap pemerintahan Belanda. Ia berusaha dengan kemampuannya supaya kolonialisme bisa segera dihentikan dari Tanah Air tercinta. Ia bahkan mendapatkan kepercayaan dari masyarakat dari daerahnya. Ia didaulat menjadi Ratu Lampung, seorang pemimpin yang dipercaya oleh rakyat untuk mengemban misi melawan kolonialisme. Ia mendapatkan kepercayaan tersebut di usianya yang masih belia. Saat itu ia masih berusia 16 tahun. Pelantikannya dilakukan di tahun 1850. 

Dan tidak lama berselang, ia sudah mulai menerima pergolakan dari Belanda yang tidak suka. Ia memimpin ratusan pasukan berperang melawan Belanda di Merambung. Itu merupakan daerah dimana ia menjalankan roda pemerintahan. Tidak mudah bagi Belanda untuk menghancurkan ia dan pasukan. Sempat beberapa kali melakukan serangan, namun semuanya berhasil dikalahkan. Namun Belanda tidak tinggal diam. Mereka terus berusaha melakukan perlawanan.

Puncaknya pada tahun 1856, Belanda melakukan aksi sporadis dengan penyerangan dalam jumlah besar, bahkan mengutus hingga 9 kapal untuk berperang. Serangan tersebut berada di bawah komando Kolonel Welson. Melihat serangan yang begitu gencar, Radin Intan II berusaha untuk melawan dengan taktik gerilya. Ternyata strategi tersebut cukup ampuh untuk memukul mundur musuh. Belanda yang merasa kalah tidak begitu saja menyerah. 

Mereka dengan liciknya menyuap salah seorang pasukan kerajaan supaya sang raja bisa dikalahkan. Siasat jahat tersebut pada akhirnya berhasil. Pertempuran hebat kembali terjadi, namun kali ini kemenangan berada di tangan Belanda. Mereka berhasil memukul mundur pasukan kerajaan dan membuat sang pemimpin gugur di medan perang. Itu karena mereka kalah jumlah, selain itu peralatan tempur juga tidak memadai. Radin Intan II meninggal pada 5 oktober 1856 di usianya yang baru menginjak 22 tahun.




Biografi dr. Wahidin Soedirohoesodo

Biografi dr. Wahidin Soedirohoesodo, Tokoh di Balik Terciptanya Budi Utomo





Nama Lengkap : Wahidin Soedirohoesodo
Profesi : Dokter

Tempat Lahir : Mlati, Sleman, Yogyakarta

Tanggal Lahir : Rabu, 7 Januari 1852

Meninggal : 26 Mei 1917 (umur 65)

Makam : Taman Makampahlawan Mlati Sleman

Zodiac : Capricorn

Warga Negara : Indonesia



BIOGRAFI

Wahidin Soedirohoesodo adalah Pahlawan Nasional Indonesia yang punya peran penting dalam berjalannya organisasi Budi Utomo. Ia mungkin tidak secara langsung menjadi pendiri organisasi tersebut, namun ia adalah salah satu penggagasnya. Banyak hal yang telah dilakukan oleh organisasi hasil bentukan pelajar School Tot Opleiding Van Inlandsche Artsen ini. Wahidin Soedirohoesodo lahir pada 7 Januari 1852. Pria berdarah Sleman, Yogyakarta ini sempat mengenyam pendidikan SD di Yogyakarta.

Setelah tamat, ia lantas melanjutkan pendidikan di Europeesche Lagere School. Baik sekolahnya yang sekarang dan sebelumnya sama-sama berada di Yogyakarta. Setelah tamat dari sana, ia kembali melanjutkan sekolah di sekolah dokter. Pada jamannya, sekolah yang berjuluk STOVIA tersebut merupakan salah satu sekolah bergengsi dimana banyak pahlawan kita juga sempat mengenyam pendidikan disana.

Sudirohusodo sangat suka bercengkerama dengan masyrakat biasa. Itulah mengapa banyak orang sangat cinta kepadanya. Dari sana ia juga belajar bahwa hidup rakyat biasa tidak seenak mereka yang berada di atas. Ia mulai belajar untuk memahami nasib rakyat yang tertindas oleh pemerintahan kolonial. Ia menekankan bahwa untuk bebas dari belenggu penjajahan, rakyat harus lebih cerdas. Salah satu caranya adalah melanjutkan pendidikan setinggi-tingginya. Setelah menamatkan studi dan berhasil menjadi dokter, ia memakai keahliannya tersebut untuk membantu masyarakat yang membutuhkan.

Ia dengan sukarela mengobati rakyat tanpa meminta imbalan. Selain punya keahlian medis, Wahidin Soedirohoesodo juga ternyata sangat menyukai seni suara. Ia bahkan bisa memainkan gamelan dengan baik. Selain itu, ia aktif untuk bertemu tokoh-tokoh masyarakat dari berbagai tempat di Pulau Jawa. Pertemuan tersebut tidak hanya temu kangen semata, tapi ia mengajak para tokoh untuk menyisihkan uang supaya bisa membantu rakyat yang membutuhkan sekolah. Namun usahanya tersebut tidak mendapatkan sambutan hangat dari para tokoh.

Ia tak patah arang, berikutnya ia mengajak pelajar dari STOVIA untuk mendirikan organisasi supaya bisa membantu rakyat kecil mengenyam pendidikan yang lebih baik. Puncaknya, Sutomo beserta beberapa rekan lainnya mendirikan organisasi bernama Budi Utomo. Organisasi yang didirikan pada 20 Mei 1908 merupakan organisasi penting bagi perjuangan rakyat Indonesia. Mengingat pentingnya organisasi tersebut, 20 Mei ditetapkan sebagai Hari Kebangkitan Nasional. Sudirohusodo meninggal 26 Mei 1917, jenazahnya dikebumikan di kampung halaman Yogyakarta, tepatnya di desa Mlati.



PENDIDIKAN

  • Sekolah Dasar di Yogyakarta
  • Europeesche Lagere School di Yogyakarta
  • School tot Opleiding van Indische Artsen (STOVIA)
Biografi Mohammad Hoesni Thamrin

Biografi Mohammad Hoesni Thamrin

Biografi Mohammad Hoesni Thamrin, Putra Betawi yang Peduli Terhadap Nasib Pribumi






Nama Lengkap : Mohammad Hoesni Thamrin
Profesi : Politikus
Tempat Lahir : Jakarta
Tanggal Lahir : Jumat, 16 Februari 1894
Meninggal : 11 Januari 1941 (umur 46)
Makam : Taman Pemakaman Umum Karet Bivak, Jakarta
Zodiac : Aquarius
Warga Negara : Indonesia
Gelar : Pahlawan Nasional


BIORAFI


Ada banyak pahlawan indonesia dengan berbagai latar belakang. Yang akan kita bahas kali ini adalah salah satu tokoh Betawi penting di jamannya, bernama Mohammad Hoesni Thamrin. Ia merupakan seorang keturunan Belanda. Darah Belanda ia dapatkan dari sang kakek. Ia memiliki ayah seorang wedana tahun 1908. Ia aktif menuntut pendidikan dan pernah bersekolah di sekolah Belanda Koning Willem II. Selepasnya dari sana, ia mengisi hari-hari dengan bekerja di pemerintahan.
Ia juga pernah mendapatkan kesempatan untuk bekerja di Koniklijke Paketvaart-Maatschappij. Perusahaan ini bergerak di bidang perkapalan dan ia mendapatkan pekerjaan tersebut pada tahun 1927. Berkat kecerdasannya, Thamrin juga pernah terpilih untuk menduduki jabatan sebagai Dewan Kota Jakarta pada 1919. Beberapa tahun kemudian, tepatnya di tahun 1935, ia bergabung dengan Volksraad Dewan Rakyat. Ia merupakan sosok pejuang yang pro terhadap kehidupan masyarakat pribumi.
Kemudian di tahun 1939, sebuah mosi tercipta yang intinya menyoal keberadaan Indonesia, Indonesisch, dan Indonesier. Ketiga istilah ini merujuk pada Negara, Bahasa, dan Rakyat Indonesia. Di dalam mosinya tersebut, ia meminta agar ketiganya dipakai untuk menggantikan Nederlands Indie, Nederlands Indische dan Inlander. Latar belakang keluarganya bukan dari orang yang sangat kaya, namun cukup berada.
Meski merupakan keturunan Belanda, namun itu tidak serta merta membuatnya kehilangan rasa cinta terhadap Tanah Air. Mohammad Hoesni Thamrin justru sangat peduli dengan nasib Rakyat Indonesia dengan cara menentang berbagai kebijakan Belanda yang dinilai tidak masuk akal dan menguntungkan diri sendiri. Sebut saja pembangunan perumahan Menteng yang kala itu lebih menjadi prioritas dibandingkan dengan pembangunan perkampungan kumuh.
Kebijakan lain yang juga dinilai tidak adil adalah harga beli komoditas lebih rendah dibandingkan dengan hasil kebun milik Belanda. Masih ada beberapa hal lain yang ia keluhkan, seperti besarnya anggaran angkatan perang yang melampaui anggaran pertanian. Ia pernah berpartisipasi aktif di Partai Indonesia Raya atau disingkat PARINDRA. Beberapa tahun setelah bergabung, tepatnya 1938 ia resmi diangkat sebagai ketua. Ia juga termasuk salah satu pencetus terbentuknya Gaboengan Politiek Indonesia (GAPI) pada Mei 1939. Ia meninggal pada 11 Januari 1941 setelah 5 hari sebelumnya dijadikan tahanan rumah karena dicurigai melakukan kerjasama dengan Jepang. Jenazahnya kemudian disemayamkan di pekuburan Karet, Jakarta.



KARIR

  • antor Kepatihan
  • Kantor Karesidenan
  • Perusahaan Pelayaran Koninglijke
  • Paketvaart (KMP), Tahun 1927
  • Anggota Volksraad, Tahun 1935